×
Balige Kota Kreatif

    Ketika komunikasi dan informasi belum secanggih saat ini, sesungguhnya Balige telah menjadi kota kreatif. Tahun 1983-1987, saya tinggal di kota ini mengikuti orang tua yang pindah tugas. Saya juga lahir di kota ini, namun orang tua pindah dan kembali ke Balige tahun 1983. Banyak kegiatan sangat melekat di memori otak saya ketika menggambarkan Balige. Biarkan saya menceritakan pengalaman sewaktu tinggal di sini pada tahun-tahun saya duduk di bangku SD hingga SMP.


Marliturgi/ Deklamasi

    Tradisi gereja-gereja di Sumatera tiap hari Natal anak-anak akan diberikan satu ayat Alkitab. Mereka akan diminta untuk menghafal ayat tersebut dan diucapkan di depan semua Jemaat. Tampil di depan juga merupakan kesempatan untuk menunjukkan baju baru, sepatu baru dan aksesoris baru. Keberanian untuk tampil di depan merupakan ujian berat walau kadang sudah dilatih berkali-kali sebelum hari H.

    Banyak anak menjadi gugup ketika berdiri di depan setelah melihat banyaknya orang. Jadi ayat yang sudah dihafal melayang entah kemana. Termasuk saya yang ketika itu akhirnya dibantu oleh Tante Bibelurow (penginjil perempuan) dari belakang saya. Beberapa anak bahkan langsung menangis ketika memegang mik dan tidak jadi berliturgi.


Latihan Koor

    Orang Batak pintar bernyanyi, demikian kata teman-teman ketika saya didaulat bernyanyi di satu kegiatan. Ketika mik di tangan, satu dua lagu menjadi tidak cukup. Mungkin karena kebiasaan bernyanyi sejak kecil.

Menjelang Natal, latihan koor menjadi rutinitas. Latihan vokal dan membagi anak-anak dalam kelompok tenor, alto, sopran dan bass adalah hal yang biasa. Pelatih koor mengajari anak-anak hingga terbentuk harmonisasi suara yang indah. Kalau salah, pelatih koor akan marah. Yang paling berkesan adalah Pak Purba, Kepala SD HKBP 2 Balige, melatih bernyanyi lagu Natal. Hingga saat ini lagu tersebut kerap kami nyanyikan bila bertemu dengan teman-teman SD.


Mangan-Mangan

    Acara ini paling ditunggu oleh anak-anak. Sebelum berangkat ke gereja, orang tua akan menyediakan nasi yang kami bawa dalam rantang. Satu rantang berisi nasi dan satu rantang kosong. Rantang kosong nantinya menjadi tempat jagal (lauk) yang disediakan oleh panitia. Kami akan duduk di atas tikar, lalu kakak panitia membagi lauk. Setelah berdoa kami akan makan bersama. Itu menjadi kenikmatan tersendiri.


Mardrama/Karnaval

    Ketika teknologi belum sehebat sekarang, drama atau berteater merupakan hiburan bagi banyak orang. Kami anak-anak Balige dilatih berteater sejak kecil. Peran-peran dalam Alkitab seperti Adam, Hawa, Maria Bunda Yesus, Yesus, Josep, Herodes, malaikat bahkan menjadi setan atau iblis pun, bagian dari drama.

    Selain berteater, kemampuan mendesain kostum para pemain juga sangat penting. Bioskop Antara menjadi pusat kegiatan. Sebelum perayaan Natal, karnaval akan menunjukkan cerita kelahiran sampai kematian Yesus. Biasanya orang tua akan menyumbang mobil pickup atau truk untuk membawa para pemain drama keliling kota Balige.


Main Musik

    Di kota Balige, terdapat Sekolah Tinggi Diakones HKΒΡ Balige. Selain mengajari di gereja, mereka juga mengajak anak-anak untuk Bible Study di Asrama Kapernaum punya mereka. Setelah Bible Study, anak-anak akan diajak belajar bermain seruling recorder. Semuanya gratis pada waktu itu, sebagian dari anak-anak ini juga diajari bermain piano dan pada akhirnya menjadi pianis di gereja.


Menari

    Menari menjadi bagian penting dalam acara hiburan saat Natal. Bagian ini menjadi penting setelah mengikuti ibadah yang khusyuk. Anak-anak Balige dilatih menari baik tradisional maupun kontemporer. Kostum-kostum ala putri menjadi sebuah pertunjukan saat menari, tidak harus dibeli baru. Biasanya sarung Mama kami dirangkai oleh penata kostum menjadi kostum yang indah. Rambut dan makeup juga menjadi bagian penting. Pada perayaan 17 Agustus, lomba manortor menjadi bagian yang tak terpisahkan.


Kuliner

    Mi gomak adalah makanan favorit. Pulang sekolah singgah di pasar dan makan mi gomak tambah gorengan singkong. Zaman saya harganya Rp100, dengan rincian mi gomak Rp75 dan gorengan Rp25. Nama pedagang yang terkenal Mak Riang.

Hari Jumat ada makanan lain seperti ongol-ongol, daling-daling, rondang (pop corn), dan buah-buahan lokal yang murah meriah. Masih banyak kegiatan yang menggambarkan kota Balige kota kreatif. Jika ada peluang saat ini menjadikan Balige kota yang lebih kreatif sangatlah mungkin karena DNA-nya telah menggambarkan hal itu.


Harimonting

    Ibadah sekolah minggu di HKBP Balige sewaktu anak-anak adalah ibadah yang dinantikan. Bagaimana tidak, sepulang sekolah minggu telah banyak jajanan di pinggir jalan. Anak-anak biasanya dibekali uang yang terdiri dari uang kolekte dan uang jajan. Yang paling lucu adalah, uang kolekte jika kita masukkan ke kantong persembahan, bisa kita ambil E kembaliannya. Misalnya kita memasukkan lima puluh perak, kita bisa ambil kembalian dua puluh lima perak. Jika jujur, ya syukur, sebab banyak pula yang malah kebalikannya, dikasih 25 perak namun kembali 50 perak.

    Tapi saya tak cerita itu, saya cerita jajanan favorit kami kala itu. Harimonting namanya. Ini makanan yang dirindu anak-anak sebab tidak setiap hari ada. Biasanya tanaman ini tumbuh liar di gunung-gunung atau bukit, berwarna ungu dan tinggi pohonnya sekitar satu meter.

    Pada penutupan ibadah, anak-anak menyanyi, Amen. Amen. Amen. Namun masih kurang satu Amen, anak-anak sudah berhambur keluar ruangan, menuju par harimonting. Biasanya penjualnya ibu-ibu atau anak-anak.

    Mereka berjejer sepanjang Jalan Gereja, jualan mereka letakkan di depan mereka. Harimonting itu dimasukkan ke dalam goni kecil. Jika membeli, maka takarannya kaleng susu merek Cap Nona. Harganya 25 perak sekaleng. Penjual akan membentuk tempat dari kertas bekas membuat wadah segitiga, dan harimonting dimasukkan ke dalam wadah itu. Tanpa dicuci, kami langsung menyantapnya lahap. Biasanya kami lakukan sambil berkumpul atau saat perjalanan pulang.

    Walau tanpa dicuci, hampir tidak ada anak-anak yang diare sebab makan harimonting. Yang ada malah sembelit, buang besar jadi susah karena biji harimonting berkumpul di dalam perut. Untuk urusan ini, ada kearifan yang dipakai saaat itu. Meruncingikan sabun Cap Telepon, lalu memasukkannya ke =lubang dubur. Beres.

    Efek lain adalah baju, apalagi berwarna putih, menjadi bernoda, berwarna keungu-unguan. Harimonting yang bulat kecil ini berwarna ungu. Setelah makan harimonting, rasanya segar walau bibir dan mulut berwarna ungu. Itulah jajanan kami generasi 70-an.


Main Golf Anak Balige

    Bagi sebagian orang, golf adalah permainan orang kaya. Tak semua bisa menikmatinya. Kami, anak-anak Balige saat itu, hanya menonton di teve hitam putih Pak Lurah Pakpahan di Jalan Gereja, seperti apa permainan golf ini. Menurut Pak Lurah, dalam setiap kata sambutannya sebelum menyalakan teve di halaman rumahnya, teve tersebut adalah dari pemerintah yang diberikan untuk rakyat agar mendapatkan informasi. Kata sambutan akan dirangkaikan dengan pertanyaan, apakah anak-anak sudah mandi? Jika belum, diminta pulang.

    Teve hitam putih itu memiliki pintu seperti layar buka-tutup. Kami menikmati permainan golf di layar itu. Kami melihat pemain menggunakan tongkat golf lalu mengarahkan bola ke hole (lubang) kemudian jika berhasil masuk, mereka bertepuk tangan.

    Tentu kami tidak mau kalah menyaksikan permainan itu. Di sekeliling rumah dinas ayah saya di Jalan Raja Paindoan, banyak tanaman ketela. Kami sepakat membuat stik golf dari batang ketela dengan menyisakan akarnya sebagai bengkokan dalam stik golf sebenarnya. Setiap anak membuat untuk dirinya sendiri. Laki-laki atau perempuan. Bolanya adalah bola plastik yang lumayan besar, lebih besar daripada bola golf yang sebenarnya. Kemudian kami membuat satu lubang, dan jika kita berhasil memasukkan bola, maka poin akan bertambah.

    Tak hanya sebagai stik golf. Kami juga mengkreasikan permainan menjadi beregu seperti bermain hoki. Setiap regu ada penjaga gawang, dan kami memakai tongkat ketela itu sebagai penyodok bola. Ini permainan yang asyik. Dulu kami tidak kenal gadget. Yang kami tahu adalah Koran SIB, rental komik, Majalah Bobo dan teve hitam putih.

×

Notice!!

Ingin diundang ke Balige Writers Festival 2025? Yuk, daftarkan segera dan pastikan kalian sudah membaca dan mengikuti persyaratan nya ya. Pantau terus update informasinya melalui sosial media @baligewritersfest Horas!